Please kindly use the flag signs,
if you can't read Indonesian
Thank you :-)
Judul Buku : Deni
Penulis : Juliana Wina Rome
“Aku nanti kalau sudah
punya anak, akan aku sayang, Cing. Soalnya aku ingat akan diriku sendiri.
Kurang kasih sayang dan tersakiti melihat kehidupan orang tuaku dulu.” Penggalan kalimat di atas diucapkan
oleh Tompel, salah satu tokoh yang
ada di dalam novel ini.
“Sama. Aku juga. Anakku saja sama aku sekarang akrab dan dekat. Seperti
teman saja. Tapi walaupun demikian, dia tetap menghormati aku sebagai orang
tua. Jadi hubungan antara ayah dan anak itu harmonis dan menyenangkan.” Kacong
yang merupakan teman Tompel pun menyambung dengan pernyataan kalimat di atas.
“Kalau dulu jangan harap aku bisa seperti itu dengan papaku,” sahut Deni, tokoh utama dalam novel ini pun menimpali.
Percakapan ketiga orang sahabat
ini merupakan harapan yang dimiliki oleh banyak anak-anak di negeri ini. Mereka telah tersakiti pada masa kecilnya
oleh orang-orang tua yang kadang berlaku kasar maupun mengabaikan anak-anaknya.
Deni, Kacong dan Tompel merupakan potret perjuangan bagaimana seorang anak
harus berjuang sendiri dalam pencarian identitas diri mereka. Dalam
perjalanannya tersebut, kadang ketiganya harus melalui kehidupan yang keras.
Namun mereka harus berjalan terus menempuh penempaan diri tersebut. Sebuah
perjalanan hidup yang kerap ditemui pada kebanyakan anak-anak muda lainnya.
Diceritakan dalam novel ini,
kehidupan seorang anak bernama Deni yang
memiliki keluarga tidak harmonis dan bagaimana ia harus menjalani kekerasan
hidup, baik di rumah, sekolah, maupun di lingkungan pergaulannya. Tak hanya
itu, dipaparkan juga bagaimana hubungan Deni dengan keluarga besarnya, yaitu budhe, pakdhe, dan mamaknya (neneknya).
Alur cerita maupun paparan cerita
yang dituliskan enak dibaca, namun ada catatan yang harus diperhatikan oleh
penulis. Kurang dikupas lebih dalam peralihan ketiga sahabat tersebut, dari
sekumpulan anak-anak yang bandel dan suka bikin onar sehingga menjadi anak-anak
yang baik dan berhasil dalam hidupnya. Padahal ini dapat menjadi pembelajaran
bagi pembaca, melihat bagaimana pergulatan batin ketiganya untuk dapat berubah.
Penulis pun kurang konsisten dalam
penyebutan istilah. Kadang dituliskan sebutan om, tante, namun kadang pula
dengan sebutan budhe, pakdhe.
Sepertinya sepele, namun hal ini menimbulkan ketidakkonsistenan yang membuat
bingung pembaca.
Tapi secara keseluruhan, novel
ini bagus dibaca oleh orang tua maupun anak-anak untuk mendapatkan pandangan
hidup. Bagi orang tua, mereka dapat memetik hikmah tentang bagaimana cara
memperlakukan dan bagaimana memahami sudut pandang anak mereka. Sedangkan untuk
anak-anak, walaupun cerita maupun kalimat yang digunakan agak sedikit “keras”, usaha
Deni, Kacong dan Tompel yang tadinya adalah anak-anak yang tersingkirkan dan
badung dan pada akhirnya menjadi orang yang baik dan berhasil dapat menjadi
inspirasi dalam menghadapi kehidupan.
Arie Ishami
Editor @ BALAI PUSTAKA
Family Drama, Fiction
Language : Indonesian
The Price : Rp 70.000,-
0 Comments
Share your comments for me then I will be happy