Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Privilege

Privilege 

Banyak orang sudah tahu apa arti kata privilege. Saya ingin mengutarakan sedikit uneg-uneg tentang hak istimewa ini. Sebuah keistimewaan yang mungkin tidak dimiliki oleh banyak orang. Atau mungkin kadarnya berbeda. Maksudnya? Yuk, simak sedikit pemikiran yang ada di benak saya yah. 


Saya paling tidak suka ketika ada orang-orang yang hobi membandingkan. Dalam hal apapun. Bisa fisik, kekayaan, kecerdasan, kreatifitas, atau pencapaian hidup. Tuhan sudah menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan kelebihannya, sesuai dengan porsinya, sesuai dengan kemauanNya, jadwalNya, dan keputusanNya. Ini yang sering tidak dipahami. Mau kita berkeinginan dan berusaha sekuat apapun, ketika Tuhan tidak merestui, percayalah, tidak akan terwujud. Mungkin bukan sekarang, nanti. Mungkin ada hal-hal lain yang akan direstuiNya. Semuanya sudah diatur kok. 


Terus apa hubungannya sama privilege? 


Sama juga dengan privilege. Tidak semua orang mempunyainya. Contoh dalam kehidupan sehari-hari nih yah. Ada kumpulan orang-orang sukses yang harus kita lihat sejarahnya dulu. Amatlah sangat berbeda proses yang dilalui oleh mereka yang punya privilege dengan yang tidak. Mereka yang terbiasa berteduh di dalam rumah mewah dengan segala isinya, tidak sama dengan mereka yang selalu tidur di dalam rumah kontrakan yang bahkan tempat tidur pun harus berbagi dengan anggota keluarga yang lain. Dua grup yang berbeda ini bisa meraih kesuksesan. Betul, bisa. Tapi, perjuangannya jauh lebih berdarah-darah yang tidak mempunyai privilege. Bukan berarti saya tidak menghargai kesuksesan orang-orang dengan privilege lho. Saya hanya mau bilang, stop membandingkan. Orang yang punya privilege mungkin tidak pernah merasakan kelaparan, karena pasti makanan enak bisa di dapatkan dengan mudah. Sementara itu, banyak orang yang tidak mempunyai privilege harus menahan lapar dan mungkin makan sehari hanya sekali supaya bisa berhemat. Atau contoh lainnya seperti orang yang punya privilege, sudah tersedia dananya untuk sekolah, berlibur, bahkan mencari nafkah ketika jalur pendidikannya sudah selesai ditempuh sampai setinggi yang mereka mau. Yang tidak punya privilege? Untuk biaya sekolah saja, banyak yang sampai berhutang sana sini, gali lubang tutup lubang, bekerja sampai melebihi batas normal, demi masa depan. Buru-buru mau mikir holiday, shampoo untuk keramas pun harus dicampur air biar banyak dan agak lama habisnya. Ada yang begini? Tidak usah sungkan, saya begitu juga kok.


Yang tidak punya privilege, jangan juga merasa minder. Buat apa? Tidak ada gunanya. Hidup itu melewati banyak proses. Yang fisiknya tidak secantik Angelina Jolie atau semacho Chris Hemsworth, santai saja. Yang tidak sejenius Bill Gates, santai saja. Yang tidak sekaya Mark Zuckerberg, santai saja. Yang masih single atau sudah berumah tangga tapi tidak sesempurna dan seharmonis bintang-bintang pujaannya atau di kiri kanannya, sudahlah, santai saja. Yang saya pahami, mungkin saya sendiri juga tidak mempunyai privilege seperti itu. Saya tidak kuatir, karena saya punya privilege yang lain. Saya mengartikan privilege untuk saya pribadi secara berbeda. 


Apa coba contohnya? Kamu kan bukan Kate Middleton. 


Saat saya sedih, kedua adik laki-laki saya yang mau mendengarkan dan memberikan semangat, buat saya itu privilege. Saat saya ulang tahun, papa dan mama yang memberikan pelukan hangat sambil berbisik mengucapkan selamat serta doa, buat saya itu privilege. Bisa berkumpul bersama keluarga di momen-momen tertentu, berbagi cerita, bercanda, buat saya itu privilege. Bisa makan bersama papa mama dengan lauk ikan asin, sambal terasi, dan sayur asem, sembari ngobrol, buat saya itu privilege. Atau nih yah, banyaknya WA yang masuk dari teman-teman, memberikan info obat, makanan, serta mendoakan agar saya lekas sembuh saat terkena flu berat, buat saya itu privilege. 


Well, anyway, hanya sebatas itu pemahaman sederhana saya tentang privilege. Siapapun kalian, privilege tetap kalian miliki dalam artian kalian sendiri. Tuhan selalu memberikannya dalam bentuk dan kadar yang berbeda. Supaya apa? Supaya kita tidak lupa untuk selalu bersyukur dan selalu semangat menjalani hidup. 


JW Rome


Post a Comment

0 Comments