Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

#GurukuPahlawanku : Tak Terbayarkan


Gerakan Indonesia Berkibar : "Guruku Pahlawanku"
Judul : Tak Terbayarkan


          Ketika masih kecil, aku tidak pernah mengerti apa arti sekolah. Yang aku tahu hanyalah bangun pagi terus mengenakan seragam cantik berwarna-warni. TK dengan warna hijau, topi kuning, dan tas coklat. Aku terlihat imut (menurutku sendiri sih). Ketika SD aku punya tiga warna seragam, merah putih, coklat (Pramuka), dan hijau lagi. Padahal aku bukan pelajar di sekolah milik Angkatan Darat. Tapi itu sudah menjadi peraturan sekolahku. Ah, bagi anak-anak sudah keren itu mah. Lebih semangat lagi kalau punya perlengkapan tulis yang lucu, seperti karet penghapus wangi, pensil berkepala boneka, atau buku tulis dengan sampul ngejreng. Rasanya tidak sabar untuk menunjukannya kepada semua teman sekelas. Norak yah. Kemudian seragam biru putih jadi penanda bahwa aku menjadi anak ABG. Untung saja waktu itu belum ada bahasa alay, secara saat ini ABG identik dengan alay. Terus SMA memakai abu-abu putih. Ini adalah fase terakhir dunia sekolah dimana aku memakai seragam. Dari tadi kok membahas seragam? Begini, pernah dengar kabar juga kalau anak sekolah berseragam itu seperti negara komunis saja. Wah, terlalu berlebihan sekali. Menurutku malah bagus, karena bisa mengurangi kesenjangan sosial. Coba bayangkan jika anak sekolah memakai baju bebas seperti di luar negeri sana. Aduh, dijamin, bukannya sibuk sama pelajaran, tapi bingung sama dandanannya. Dengan seragam, anak sekolah bisa berbaur satu sama lain.
          Kalau pelajaran, jaman aku sekolah dulu, Indonesia sudah termasuk bagus. Ilmu pendidikan yang diberikan tergolong lengkap. Hanya saja terkadang ada beberapa sekolah yang terlalu banyak memberikan ekstrakurikuler. Memang ekstrakurikuler itu diberikan untuk memupuk kemampuan anak diluar pelajaran. Tapi jika terlalu banyak dan menjadi suatu keharusan, jujur, itu bisa membuat anak kelelahan. Sehingga mereka tidak ada waktu untuk belajar ketika ada tes atau ujian. Untuk jaman modern seperti sekarang, ekstrakurikuler tidak perlu berlebihan. Beri saja yang sesuai dengan keadaan dunia yang serba menggunakan gadget. Penguasaan terhadap hal-hal yang berbau teknologi sangatlah penting. Mengingat semua segi kehidupan menjadi semakin canggih.
Sementara fasilitas pendidikan di Indonesia, masih kurang memadai. Kenapa? Karena hanya sekolah yang berbiaya mahal saja yang mempunyai fasilitas serba lengkap. Tapi masih banyak sekolah di berbagai tempat yang keadaannya tampak mengerikan. Hampir roboh, gurunya hanya segelintir orang, belum lagi tempatnya yang harus ditempuh berkilo-kilo. Memprihatinkan dan sering saya berharap agar pemerintah turun tangan. Kapan? Jawabannya adalah segera. Pendidikan itu sangat penting karena masa depan bangsa ada di tangan generasi muda ini.
          Sedangkan untuk profesionalisme para guru juga menjadi perhatian khusus. Berdasarkan yang saya amati dari berita-berita di televisi, internet, ataupun surat kabar, banyak guru yang menjadi pendidik hanya dengan menggunakan kepala saja, tapi tidak dengan hati nurani. Contohnya seperti kasus perkosaan anak sekolah yang diumumkan saat upacara berlangsung. Saya tidak habis pikir, betapa jahatnya perilaku guru seperti itu. Seperti saat saya sekolah dulu, guru menjadi panutan dalam berperilaku. Mereka baik, tegas, disiplin, sekaligus mempunyai pribadi yang hangat dan menyenangkan. Itulah kenapa sampai detik ini, mereka sudah seperti sahabat bagi saya.
          Inilah yang bisa saya ceritakan mengenai pengalaman sekolah jaman dulu, ketika masih berseragam, berkutat dengan buku-buku pelajaran, dan menganggap para guru itu sebagai pahlawan. Apa yang mereka ajarkan, kata-kata yang mereka lontarkan, persahabatan yang mereka tawarkan, semuanya telah membentuk pribadi saya menjadi anak yang baik. Sungguh, mereka sangat berjasa dan mempunyai peranan besar dalam hidup saya. Tanpa mereka, saya tidak akan menjelma menjadi orang yang tahu tata krama, memiliki ilmu pengetahuan, dan mempunyai mental yang kuat. Tidak dapat dibayar dengan uang untuk semua jasa mereka. Satu-satunya yang bisa saya lakukan hanyalah mendoakan mereka agar senantiasa diberkati olehNya. 

Tulisan ini diikutsertakan dalam 
Lomba Blog Gerakan Indonesia Berkibar 
"Guruku Pahlawanku"

Gerakan Indonesia Berkibar Blog Competition 2012




Post a Comment

0 Comments