Gerakan Indonesia Berkibar : "Guruku Pahlawanku"
Judul : Tak Terbayarkan
Ketika masih kecil, aku tidak pernah
mengerti apa arti sekolah. Yang aku tahu hanyalah bangun pagi terus mengenakan
seragam cantik berwarna-warni. TK dengan warna hijau, topi kuning, dan tas
coklat. Aku terlihat imut (menurutku sendiri sih). Ketika SD aku punya tiga
warna seragam, merah putih, coklat (Pramuka), dan hijau lagi. Padahal aku bukan
pelajar di sekolah milik Angkatan Darat. Tapi itu sudah menjadi peraturan
sekolahku. Ah, bagi anak-anak sudah keren itu mah. Lebih semangat lagi kalau
punya perlengkapan tulis yang lucu, seperti karet penghapus wangi, pensil
berkepala boneka, atau buku tulis dengan sampul ngejreng. Rasanya tidak sabar
untuk menunjukannya kepada semua teman sekelas. Norak yah. Kemudian seragam
biru putih jadi penanda bahwa aku menjadi anak ABG. Untung saja waktu itu belum
ada bahasa alay, secara saat ini ABG identik dengan alay. Terus SMA memakai
abu-abu putih. Ini adalah fase terakhir dunia sekolah dimana aku memakai
seragam. Dari tadi kok membahas seragam? Begini, pernah dengar kabar juga kalau
anak sekolah berseragam itu seperti negara komunis saja. Wah, terlalu
berlebihan sekali. Menurutku malah bagus, karena bisa mengurangi kesenjangan
sosial. Coba bayangkan jika anak sekolah memakai baju bebas seperti di luar
negeri sana. Aduh, dijamin, bukannya sibuk sama pelajaran, tapi bingung sama
dandanannya. Dengan seragam, anak sekolah bisa berbaur satu sama lain.
Kalau pelajaran, jaman aku sekolah
dulu, Indonesia sudah termasuk bagus. Ilmu pendidikan yang diberikan tergolong
lengkap. Hanya saja terkadang ada beberapa sekolah yang terlalu banyak
memberikan ekstrakurikuler. Memang ekstrakurikuler itu diberikan untuk memupuk
kemampuan anak diluar pelajaran. Tapi jika terlalu banyak dan menjadi suatu
keharusan, jujur, itu bisa membuat anak kelelahan. Sehingga mereka tidak ada
waktu untuk belajar ketika ada tes atau ujian. Untuk jaman modern seperti
sekarang, ekstrakurikuler tidak perlu berlebihan. Beri saja yang sesuai dengan
keadaan dunia yang serba menggunakan gadget. Penguasaan terhadap hal-hal yang
berbau teknologi sangatlah penting. Mengingat semua segi kehidupan menjadi
semakin canggih.
Sementara
fasilitas pendidikan di Indonesia, masih kurang memadai. Kenapa? Karena hanya
sekolah yang berbiaya mahal saja yang mempunyai fasilitas serba lengkap. Tapi
masih banyak sekolah di berbagai tempat yang keadaannya tampak mengerikan.
Hampir roboh, gurunya hanya segelintir orang, belum lagi tempatnya yang harus
ditempuh berkilo-kilo. Memprihatinkan dan sering saya berharap agar pemerintah
turun tangan. Kapan? Jawabannya adalah segera. Pendidikan itu sangat penting
karena masa depan bangsa ada di tangan generasi muda ini.
Sedangkan untuk profesionalisme para
guru juga menjadi perhatian khusus. Berdasarkan yang saya amati dari
berita-berita di televisi, internet, ataupun surat kabar, banyak guru yang
menjadi pendidik hanya dengan menggunakan kepala saja, tapi tidak dengan hati
nurani. Contohnya seperti kasus perkosaan anak sekolah yang diumumkan saat
upacara berlangsung. Saya tidak habis pikir, betapa jahatnya perilaku guru seperti
itu. Seperti saat saya sekolah dulu, guru menjadi panutan dalam berperilaku.
Mereka baik, tegas, disiplin, sekaligus mempunyai pribadi yang hangat dan
menyenangkan. Itulah kenapa sampai detik ini, mereka sudah seperti sahabat bagi
saya.
Inilah yang bisa saya ceritakan
mengenai pengalaman sekolah jaman dulu, ketika masih berseragam, berkutat
dengan buku-buku pelajaran, dan menganggap para guru itu sebagai pahlawan. Apa
yang mereka ajarkan, kata-kata yang mereka lontarkan, persahabatan yang mereka
tawarkan, semuanya telah membentuk pribadi saya menjadi anak yang baik.
Sungguh, mereka sangat berjasa dan mempunyai peranan besar dalam hidup saya.
Tanpa mereka, saya tidak akan menjelma menjadi orang yang tahu tata krama,
memiliki ilmu pengetahuan, dan mempunyai mental yang kuat. Tidak dapat dibayar
dengan uang untuk semua jasa mereka. Satu-satunya yang bisa saya lakukan
hanyalah mendoakan mereka agar senantiasa diberkati olehNya.
Tulisan ini diikutsertakan dalam
Lomba Blog Gerakan Indonesia Berkibar
"Guruku Pahlawanku"
Gerakan Indonesia Berkibar Blog Competition 2012 |
0 Comments
Share your comments for me then I will be happy