Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ronde Titoni

Saya masuk angin. Badan tidak enak rasanya. Saya mengajak kakak sepupu untuk pergi ke area kota. Menyusuri jalan yang ramai dan tibalah di Jalan Zainul Arifin No. 17, Malang. Saya ingin menikmati makanan yang ringan dan hangat.

Pilihan saya adalah warung sederhana yang menyajikan ronde dan angsle. Ini termasuk makanan jadul khas Malang. Dan warung yang bernama Titoni yang saya datangi ternyata sudah berjualan sejak tahun 1948. Wow! Pasti resepnya turun temurun.

Saya pesan ronde basah 2 porsi. Begitu kami mencicipi kuahnya, wah...sekali sruput langsung terasa jahenya, pedas dan menghangatkan badan. Kacang yang garing dan empuk sangat enak dikunyah bersama kuah jahe. Nikmatnya makin terasa ketika saya mengunyah bola-bola putih kenyal yang berisi tumbukan kacang. Sumpah enak! 

Setelah satu porsi ronde basah tandas, saya memesan satu porsi angsle. Hhm, yummy pula. Kuah santannya tidak terlalu kental ataupun terlalu encer, dan manisnya pas. Saya dan kakak menyantapnya dengan penuh semangat. Angsle yang berisi potongan roti, pethulo, kacang hijau, dan mutiara ini sungguh maknyoooooosss. Oh, iyah, roti goreng dan cakuenya enak lho. Harga ronde dan angsle tergolong murah menurut saya. Sesuai dengan porsinya kok. Dan warung Titoni ini juga menyediakan menu lain seperti nasi campur, rawon, kare ayam, dan menerima pesanan. Sayangnya saya tidak sempat mencicipi menu tersebut karena sudah banyak orang berdatangan dan mengantri tempat duduk. Ah, akhirnya kami pulang dengan riang dan perut kenyang. Saya pun tidak henti-hentinya bersendawa. Masuk anginnya sudah teratasi dengan ronde basah.



















Post a Comment

0 Comments