Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

[ FF Ninelights ] Dua Mangkok


Dengan adanya Facebook, hampir setiap hari ada saja bahan obrolan yang membuat aku dan teman-teman SMAku tertawa sampai perut kaku. Tidak puas disitu, kita pun sering janjian untuk berkumpul di tempat- tempat yang nyaman untuk nongkrong. Hati riang, awet muda, dan bebas dari rasa penat sejenak, itulah tujuannya. Nah, suatu saat, salah seorang temanku ingin sekali makan bakso pedas. Aku mengiyakan. Di kotaku, banyak warung bakso enak. Ketika Icha memberitahu lokasinya, aku dan sahabatku langsung mengerutkan dahi.
            “Ga salah tha Icha iki?” gerutu Yochi.
         “Emboh. Mosok ndek kene seh, Chi? Lek nganthek ga enak baksone, Icha tak kongkon mbayar. Lha nggen’e ga meyakinkan ngene.”
           Yochi langsung tertawa. Dan kita berdiri di depan warung, tidak berani masuk, takut salah, karena baru dengar nama warung bakso itu. Tempatnya kecil, hanya ada tiga meja, masing-masing dilengkapi dua bangku panjang, gerobak bakso di dalam, lemari pendingin, dan meja yang sangat kecil untuk kasir. Lima belas menit kemudian Icha datang membawa saudaranya. Setelah saling meledek dan tertawa-tawa, kita semua masuk ke dalam warung.
        “Cha, iki ancen warung bakso senenganmu tha? Byuh, lagek krungu iki aku. Enak tha baksone?” tanyaku penasaran.
          Icha hanya tertawa dan langsung mengambil mangkok. Tiba-tiba Yochi langsung berseru. Kita sedikit kaget. “Aku ngerti opo’o Icha seneng ndek kene! Lha musik’e dangdut seh.”
          “Oalah.” sahutku sambil mengunyah bakso yang ternyata enak.
           Sementara Icha menambah porsinya. “Hhm, puas!”
        “Ya ampun, Icha enthek rong mangkok, Chi. Iki efek samping musik dangdut koyok’e.”
           Suara tawa pun pecah lagi di warung bakso Gong yang sempit itu.

Jumlah kata : 249
Footnote :

“Ga salah tha Icha iki?”  : “Apa tidak salah Icha ini?”

“Emboh. Mosok ndek kene seh, Chi? Lek nganthek ga enak baksone, Icha tak kongkon mbayar. Lha nggen’e ga meyakinkan ngene.” : “Tidak tahu. Masak disini sih tempatnya, Chi? Kalau sampai baksonya tidak enak, Icha akan aku suruh bayar. Tempatnya tidak meyakinkan begini.”

“Cha, iki ancen warung bakso senenganmu tha? Byuh, lagek krungu iki aku. Enak tha baksone?” : “Cha, memang ini warung bakso kesukaan kamu ya? Aku baru dengar. Enak apa tidak baksonya?”

“Aku ngerti opo’o Icha seneng ndek kene! Lha musik’e dangdut seh.” : “Aku mengerti kenapa Icha suka disini! Musiknya dangdut sih.”

“Ya ampun, Icha enthek rong mangkok, Chi. Iki efek samping musik dangdut koyok’e.” : “Ya ampun, Icha habis dua mangkok, Chi. Ini efek samping musik dangdut kayaknya.”

Cerita ini diikutsertakan pada lomba FF Ninelights

Post a Comment

2 Comments

  1. aaiihh hahahhahaa
    gak memalukan tah cerita dangdut ini ??
    kok di share disini seh ..
    wakakkakakkaka

    ReplyDelete
  2. @Yhosie : justru karna memalukan itu jadinya aku bisa nulis cerita ini.Hahahahahhaha.

    ReplyDelete

Share your comments for me then I will be happy